Hujan datang Menawarkan Rindu


Ada jarak yang menjejak
Sampai kutub dalam hati kita.

Betapa bias bias nyata dan maya
sampai segala terlepas dari masa bersama
dan sesat di pekuburan masih saja percuma
sampai yang baru terbujur layu tak seirama
lalu catatan lama serupa kata pertama
sampai terlupa ruparupa tanda baca.

Sampai berkesudahan di mana akhir kisah
ada antara yang semestinya bisa diterabas
sampai benar-benar tandas perahu kertas
lalu nama-nama yang tertulis tak lagi dieja
sampai frasa demi frasa serasa serangkai puisi
cinta yang baik dan benar tanpa tanda baca.

***

Aku cemburu

Aku memang pecemburu.
Aku cemburu pada apa saja.
Bahkan pada embusan angin yang menyejukanmu.
Pada hujan
yang bebas menyentuh kulitmu
Pada baju yang selalu menghangatkanmu

Kenapa?
Karena itu bukan aku!
Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu?

Jadi angin?
Percuma, tak bisa kamu lihat.
Jadi air?
Percuma, tak bisa kamu genggam.

Menjadi sosok nyata
Cukup membatasiku untuk mencintaimu
Dan kini aku hanya bisa diam
Ditemani rindu yang murung di relung hati.
Menumpahkannya lewat syair untukmu.

***

Di malam yang diisi sunyi,
ingin aku memelukmu
dengan bermiliar rasa rindu.
Kudekap detak kita beradu.
Menatap matamu yang syahdu
Adalah kesukaanku.
Tapi apa daya, aku hanya mencintaimu
dalam hening, merindukanmu dalam jarak.

Kapan hujan turun?
Mengingatkanmu setetes saja
Pada kenangan yang basah!
Siapa tahu kamu rindu.

***

Cinta!
Satu kata tanpa definisi.
Tidak membawa kejelasan
Walau dampaknya kuat terasa.
***

Tuntutan

Cinta ini menuntut untuk tetap dekat tapi jarak tidak setuju.
Rindu ini menuntut untuk tersampaikan tapi waktu menolaknya.
Kalau begitu aku berdoa saja,
karena Tuhan tidak akan menolak doa, bukan?

***

Kamu itu majas
terlihat rumit dan lain.
Tapi penuh keindahan.

***

Masih kamu
Sel-sel kepalaku tersekat oleh kenangan.
dan setiap puisi ingin terus mengabadikan kamu.

***

Kamu

Kamu sangat populer di kepalaku.
Bahkan saat aku tidur
Kepalaku tetap disibukkan olehmu.
karena kamu selalu singgah dalam mimpiku.

Gawat! Kamu itu seperti sel aktif di otakku
tak pernah berhenti!

***

Syair Bisu

Jangan ragu di kala aku bungkam
Untuk mencintaimu, aku tak mau berucap
Karena kamu adalah syair yang membuatku gugup melulu.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar